Pembelajaran Penjas Berbasis IT (QUEEN)

Pembelajaran PJKR berbasis IT merupakan kegiatan belajar mengajar pendidikan jasmani kesehatan dan rekreasi yang melibatkan guru penjas dan peserta didik dengan memanfaatkan informasi dan teknologi dalam menyampaikan materi pelajaran agar peserta didik dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman serta dapat menarik perhatian siswa sehingga ada keinginan, minat, dan motivasi dalam proses belajar.


Sejarah Renang



Dalam sejarah renang dijelaskan bahwa kegiatan renang sudah dikenal sejak jaman dahulu. Hal ini terbukti dengan adanya tanda-tanda peninggalan raja-raja atau kekaisaran, berupa gambar atau relief. Negara-negara yang terbukti bahwa renang sudah dikenal sejak jaman dahuu yaitu Cina, Yunani, dan Syiria. Ternya di Negara tersebut terdapat air, yang menyebabkan adanya danau, sungai, dan laut. Tempat-tempat tersebut merupakan tempat sumber mata pencaharian bagi masyarakat disekitarnya. Pada awalnya menangkap ikan, menyelam mencari kerang, atau terpaksa harus menyeberangi sungai ataupun danau untuk bertani, yang menyebabkan akhirnya renang bisa dikuasai. Subagyo (2007: 4). Sejarah mencatat, pertandingan renang pertama diselenggarakan oleh kaisar suigui pada tahun 36 sebelum masehi. Perlombaan renang yang memperebutkan gelar juara dimulai di Eropa sekitar 1800. Saat itu, sebagian besar perenang menggunakan gaya dada. Kemudian, pada 1873 John Arthur Trudgen mengenal gaya trudgen di dalam perlombaan renang setelah meniru renang gaya bebas suku Indian. Gaya trudgen dikenal juga dengan gaya bebas. Ketidaksukaan orang Inggris terhadap gerakan renang yang memercikan air kesana kemari, menyebabkan trudgen mengganti beberapa gerakanya. Misalnya, gerakan kaki gaya bebas yang melecut ke atas dan ke bawah menjadi gerakan kaki gunting, seperti renang gaya samping. Gaya ini kemudian mulai dikombinasikan dengan gaya kaki yang menendang oleh Ricard Cavil pada 1902. Di abad pertengahan, renang termasuk dalam tujuh kemahiran yang harus dimiliki oleh para kesatria. Saat berenang para kesatria ini membawa senjata. Nani Kurniawati (2014: 1).

Di Indonesia sebelum kemerdekaan, olahraga renang hanya dilakukan oleh bangsa kulit putih dengan teknik yang sudah maju. Sementara bangsa Indonesia melakukannya di sungai atau danau tanpa teknik yang memadai. Namun, saat jepang menjajah bangsa Indonesia, olahraga renang mengalami perkembangan dan kemajuan. pada 1951 setelah terbentuknya PBSI olahraga renang di Indonesia semakin maju. PBSI diterima menjadi anggota PORI yang kemudian diubah menjadi KOI. pada 1952, PBSI diterima menjadi anggota FINA dan IOC pada Olimpiade Helsinki. pada 1952, Indonesia telah mengirim seorang perenang utnuk mengikuti pertandingan. pada 1959, PBSI berubah menjadi PRSI dan olahraga renang mengalami kemajuan yang pesat hingga sekarang, Nani Kurniawati (2014:2).

Komentar